Rabu, 11 Februari 2015

DIBATAS SENJA INI (fiksi)


Dibatas senja yang kian menjingga, menembus masa dan melebur batas waktu yang berbeda, . Wujudmu masih tak terkikis waktu, bahkan kian memuai dan semakin menyentuh sisi yang berbeda.. satu setengah tahun yang lalu, aku mulai menangkap wujudmu,. mulai mengganggu ujung pandangku, kita bersua tanpa suara, kita berbincang tanpa kata dan bahkan kita bergurau tanpa secercah senyum,. aku menikmatinya, dan sangat menikmati setiap adegan yang tersimpan begitu rapi,. namun begitu kian waktu, kian menjerat kita dalam setiap rutinitas yang kadang memaksamu tuk hadir dihadapanku,. atau sebaliknya,.. ada saja reka yang memaksaku untuk menghadirkan diri dihadapanmu,.. masih berbataskan jarak,.. namun tak jua mengubah nuansa jiwa kita,.. kita berada dalam satu dimensi yang sama, masih pada setiap adegan yang beriringan, dan masih dalam bumi yang sama,.. namun kita begitu jauh terpisah jarak,..
aneh, mengapa harus ada jarak,, padahal kita tak terpisah samudra bahkan kotapun tidak,.. kita masih bertemu diantara dinding bisu itu, kita masih tetap bersama meski dalam keheningan,. namun nyatanya kita tetap saja terpisah,.. dan nampaknya kita begitu menikmati segala waktu yang tergurat tanpa makna apapun yang mampu kita terka,. aku menikmatinya, dan ku yakin engkau pun menikmatinya,...
tapi entahlah, sejak kapan waktu dan ruang tak lagi jadi penghalang kita,. keasingan yang selama ini merajai seolah luluh dan tak lagi menjadi penghalang,. jika dulu keasingan yang menjadi jarak,. kini telah nyata waktu dan jarak pun menjadi pemisah,. namun nyatanya itu tak bermakna,. jika kini di kamarku telah beranjak gelap dan mulai menghadirkan wangi tanah yang kian basah,.. bisa jadi disana kau tengah terlelap dan beberapa waktu lagi kau kan segera beranjak dari tidur malam mu.. menyentuh sepertiga malam,.. atau bahkan disana kau tengah merindukan hujan yang telah lama tak menyentuh pasir di tengah gurun,. hujan yang mungkin setiap waktu ku nikmati rintikkannya,. sedang kau kian merindukan butiran lembut air-air langit itu,. untuk memudarkan debu-debu yang bertebaran memenuhi sepatu tuamu,. okh sepatu itu,. masih kah kau kenakan? atau telah usang tertumpuk diantara buku-buku tuamu?? jika dulu kita jalani keasingan selama 1 setengah tahun,. maka kini kita jalani kebersamaan kita dalam perpisahan yang nyata berulang 4 desember,. benar,.. 4 kali desember telah tersapu masa,. dan kita tak juga bersua,.. hahah sungguh unik perjalanan kita,.. rindukah engkau dengan butiran hujan yang jatuh pada tanah lapang itu? diantara dua tiang dan dua keranjang basket.... yang saat ini mereka pun mulai merindukan permainan anak-anak kecil dengan riangnya,.. anak-anak yang tak pandai memang, namun selalu mampu mengukir mimpi-mimpi indahnya,. mereka merindukan hadirmu,. dan senja ini kembali ku lihat guratan tawa dalam keasingan itu,. tawa yang terdengar begitu renyah namun terbalut kegaringan,. tak bermakna memang,.. namun kini ku sadari itu sangat bermakna,.. begitu bermakna,. hingga tak seorang pun ingin merusak kenangan yang tercipta,. mereka masih setia, masih tetap tegak berdiri meski tak ku pungkiri waktu kian memaksa mereka untuk condong kekiri dan kanan,.. ya mereka hampir roboh,. namun mereka masih menunggu langkah-langkah kita,..
disini hujan selalu membasahi tanah, menebarkan aroma basah yang cukup menyengat,. bagaimana dengan tanahmu disana?? tanah?! atau butiran pasir?! entahlah,. aku belum mampu menampakkan kaki dan langkah ku di belahan bumi yang sama dengan mu,. ya mimpi kita sama, dan kau telah mulai mewujudkannya,. semoga saja aku pun akan diberi kesempatan olehNYA,... aku berharap kaupun akan dapat menikmati lagi hujan di tanah ini,.. dan aku menikmati indahnya senja dibalik gurun pasir itu,..
sekedar berbagi,.. ombak di laut ini masih sama,. masih tetap berkejaran, hanya saja kadang cahaya mentari tertutup awan hitam,. ya memang sering mendung,.. tak banyak yang berubah,.. kecuali jarak kita yang kian bersama,.. entahlah bersama dalam makna yang mana? yang ku tau,.. keasingan itu tak lagi terasa, bukan karena kita kian dekat,.. tidak,.. namun karena tak pernah ada sua diantara kita,.. jadi keasingannya pun tak mampu ku rasakan,.. satu-satunya yang masih membuat kita satu dan sama,.. adalah setiap waktu dan masa yang mewarnai adegan kita di waktu yang berbeda dengan langkah yang berbeda namun terbalut do'a yang sama,.. semoga kita mampu menyentuh kesejatian Cinta-NYA,.. hanya itu,.... :') (rabu, 11 februari 2015 : 19:20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar