TUGAS KE – 1 ESAI SYI’AR
TCD
NUSA TENGGARA BARAT
PUJIASTUTI SUGIANTO
(083129002054 WA)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) BAABUL
HIKMAH
UNIVERSITAS MATARAM
Bismillahirrahmanirrahim.........
Segala Puji Bagi Allah, pencipta
langit dan bumi, pembuat gelap dan terang. Terhatur syalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Qiyadah kita, Teladan kita, Murobbi terbaik dan
Nabi akhir zaman Muhammad SAW. yang memberi kabar gembira dan ancaman, yang
memberi janji dan peringatan, yang dengan kehadiran beliaulah Allah
menyelamatkan manusia dari kesesatan, yang menunjuki manusia ke jalan yang
lurus, jalan Allah yang ada di langit dan dibumi, dan hanya kepada Allah-lah
semua urusan akan kembali.
Allah telah menganugrahkan syafaat
dan derajat yang tinggi kepada Rasul-Nya, menunjuki manusia agar mencintai
beliau dan melandasi kehendak untuk mengikuti beliau karena cinta kepada Allah.
Firman-Nya.
“Katakanlah , “Jika kalian (benar –
benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa – dosa kalian.” (Ali Imran : 31)
Hal
ini termasuk penyebab yang mampu menggetarkan hati manusia untuk mencintai
Rasulullah SAW. Untuk itu, kita perlu mencari sebab – sebab lain yang bis mempertautkan
hati mereka dengan Rasulullah SAW.
Semenjak fajar Islam, orang – orang
muslim berlomba menampakkan kebaikan beliau, menyebarluaskan sirah beliau yang
harum semerbak, baik perkataan, perbuatan, maupun akhlak beliau yang mulia.
Tentang akhlak beliau ini, Sayyidah Aisyah, istri Nabi Rasulullah SAW., pernah
berkata “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” Sementara itu, Al-Qur’an adalah kitab
Allah dan kalimat – kalimat-Nya yang sempurna. Maka siapa yang memiliki akhlak
seperti akhlak beliau, dialah orang yang paling baik, paling sempurna dan
paling layak menerima cinta semua hamba Allah.
Wajar saja bila cinta dan rindu senantiasa terpaut
kepada Khalilullah, Kekasih Allah yang senantiasa di rindukan umatnya hingga
akhir jaman. Perjalanan hidup Rasulullah, adalah lautan yang luas membentang,
dengan kebeningan airnya yang kebiruan. Disana tersimpan pesona alami nan
abadi. Tiada mata yang bosan memandang, tiada hati yang jemu menikmati. Tiada
berhenti orang menyelami. Karena sosok beliau, adalah pesona sepanjang masa.
Hendaknya kita sebagai hamba Allah dan umatnya
senantiasa meneladani dan menjalankan sunnah – sunnah yang telah beliau
ajarkan, termasuk juga dakwah yang senantiasa beliau tebar sepanjang hayatnya
dan akan selalu di teruskan oleh umatnya yang mencintai beliau hingga akhir
jaman.
Dakwah adalah kegiatan menyeru manusia kejalan Allah
(Illallah) hingga mereka mengingkari thagut secara sepenuhnya dan beriman
kepada Allah dengan meninggalkan jalan kegelapan dan kejahiliyahan menuju
cahaya kebenaran islam. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah
ayat 193 : “ Dan perangilah mereka itu,
sehingga tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) ketaatan itu semata – mata hanya
untuk Allah. Jika mereka berhenti (dan memusuhi kamu), maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang – orang yang dzalim”.
Namun, begitu hendaklah kita memahami bagaimana
Rasulullah mengajarkan kita untuk berdakwah. Dakwah ibarat tulang rusuk dari
sebuah kehidupan, jika ia dibiarkan bengkok maka ia akan tetap bengkok namun
jika ia di luruskan dengan paksa maka bersiaplah tulang rusuk itu akan patah.
Sebab, itu Rasulullah mengajarkan kita untuk menyampaikan dakwah dengan hikmah,
dengan kelembutan dengan kata yang baik dan teladan yang baik pula. Rasulullah
mengajarkan kita berdakwah dengan cinta dan hati, karena sesuatu yang diiringi
dengan cinta akan berbalas pula dan sesuatu yang disampaikan dengan hati akan
sampai ke hati pula.
Jika kaderisasi adalah ruh dakwah, maka syi’ar
adalah jantung dari pergerakan dakwah. Dakwah tanpa berani mensyi’arkan
kebaikan niscaya dakwah hanya akan menyentuh mereka yang menjadi aktivis di
dalamnya. Terlebih jika kita bicara tentang dakwah kampus. Tak bisa di
pungkiri, syi’ar adalah ujung tombak dakwah kampus. Syiar yang
mengimplementasikan diri sebagai salah satu aktivitas yang bersentuhan langsung
dengan manusia dan kemanusiaan. Terutama di kalangan mahasiswa, civitas
akademika, maupun masyarakan kampus yang notabennya berbeda satu sama lain.
Oleh sebab itu, manajemen diri dan menejemen dakwah hendaknya mampu di pahami
terlebih dahulu sebelum bergerak mensyi’arkan kebaikan.
Dunia dakwah, merupakan satu elemen yang sangat
penting dalam kehidupan. Mengingatkan umat manusia untuk berbuat baik, menaati
perintah Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan munkar lagi keji. Allah dan
Rasulullah memerintahkan kita untuk tolong menolong dan saling menasihati dalam
kebaikan. Oleh karenanya Da’i (sebutan untuk pendakwah) hendaknya memiliki
wawasan yang luas dan memiliki pemahaman yang dalam tentang berbagai perangkat
dakwah yang di butuhkan. Dakwah berorientasi kepada pembangunan dan perbaikan
masyarakat. Sehingga sangat penting bagi seorang Da’i untuk memiliki wawasan
yang luas agar mampu memberikan kontribusi nyata bagi tatanan masyarakat yang
menjadi objek dakwah.
Dakwah kampus tidak akan terlepat dari aktivitas
mensyi’arkan kebaikan. Dimana syi’ar sendiri dapat diartikan sebagai suatu
usaha atau proses penyampaian pesan-pesan tertentu melalui perkataan atau
perbuatan yang berifat ajakan atau seruan dengan tujuan menyeru dan mendorong
agar orang lain memenuhi ajakan atau seruan tersebut.
Tujuan syi’ar tidak lain semata – mata untuk
menegakkan kalimat Allah di lingkungn kampus sehingga tidak ada lagi fitnah dan
dien seluruhnya hanyalah bagi Allah. Selain itu, diharapkan terbentuknya
masyarakat kampus bercirikan intelektual dan profesionalitas menuju kebangkitan
islam.
Syi’ar yang merupakan pembuka pintu dakwah menuju
tahapan pembinaan, dalam aplikasi di lapangan untuk mencapai tujuan maka harus
dilakukan secara bertahap, baik secara umum yang meliputi Pelayanan –>
penyadaran – –> pemahaman, maupun bagaimana cara kita mengcover Syi’ar Dari segi
mensosialisasika kegiatan yang bertujuan mengsyi’arkan Islam dan mengenalkan
masyarakat kampus terhadap islam secara keseluruhan (syumuliyatul Islam).
Dalam perjalanan mesyi’arkan dan menegakkan Islam
mutlak dibutuhkan media – media pendukung agar syi’ar yang ingin di tebarkan
dapat tersampaikan kepada objek dakwah. Media yang dapat digunakan sangat
beragam baik itu media cetak, online, maupun dengan memanfaatkan alat – alat
elektronik lainnya dapat pula dengan menggunakan mading sebagai salah satu
media yang cukup mumpuni khususnya bagi masyarakat kampus. Selain itu, untuk
melebarkan sayap dakwah dapat pula mensyi’arkan dengan cara mengadakan event –
event yang dapat di ikuti tidak hanya bagi kalangan mahasiswa, tetapi juga
dapat melibatkan siswa, maupun masyarakat umum. Akan tetapi, untuk dapat
menarik minat objek dakwah hendaknya kita mensiasati konsep dakwah dengan
mendesainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum dan tetap terarah dalam
penyampaian syumuliytatul islam.
Bagi sebuah lembaga dakwah kampus
(LDK) kegiatan syi’ar yang dilakukan merupakan kegiatan yang membutuhkan
tahapan – tahapan seperti kegiatan oraganisasi lainnya. Dengan demikian,
penting bagi kegiatan ini untuk mengikuti sebuah alur mulai dari tahapan
perencanaan (planning), pengorganisasian terencana baik dari sisi SDM
pelaksanya, dana maupun waktu (organizing), pengelolaan implementasinya di
lapangan (actuating), pengawasan (controlling), serta pengevaluasian seluruh
tahapan yang sudah dilakukan terrsebut (evaluating).
Planning yang dimaksud adalah cara
kita menyampaikan syi’ar – syi’ar islam agar dapat tersalurkan secara tepat
kepada masyarakat kampus sebagai objek dari dakwah kita. Kesulitan menentukan
ide pokok dari kegiatan syi’ar selama ini dikarenakan penyelenggara kegiatan
syi’ar masih miskin wacana, kurang membaca atau bahkan kurang perduli terhadap
topik – topik yang akan di angkat atau bahkan karena belu memiliki struktur pemikiran
yang solid tentang islam itu sendiri. Sebab, salah satu parameter yang
menunjukan seberapa kuat struktur pemikiran seseorang tentang nilai – nilai
yang dianut bisa dilihat dari sejauh mana kemampuan dirinya dalam membahasakan
nilai – nilai tersebut. Semakin jelas pemahamannya terhadap ajaran – ajaran
islam maka akan semakin sempurnalah cara yang diambil dalam membahasakan ajaran
– ajaran tersebut.
Adapun tujuan utama dari menguasai kerangka
pemikiran islam ini adalah bagaimana menjadikan diri kita memiliki cara
pandang, metode, pola pikir, dan orientasi tentang hidup dan kehidupan ini
sesuai dengn perintah Allah dan Rasulullah yang sebenar – benarnya. Setelah hal
tersebut kita miliki maka menjadi tugas kitalah untuk menyebarkannya kepada
orang lain, salah satunya melalui kegiatan syi’ar dikampus. Dengan kata lain,
menjadikan diri dan orang lain sebagai hamba Allah semata dengan ber-ittiba’
kepada Rasulullah haruslah senantiasa menjadi nafas dari syi’ar islam kita.
Dalam penyampaiannya, hendaklah
prosfek waktu, tempat kemuadian objekmya menjadi pertimbangan tersendiri agar
wacana yang akan disampaikan tepat sasaran. Untuk itu sangat penting, bagi LDK
sebelum melakukan syi’ar untuk terlebih dahulu mempelajari manajemen dakwah dan
manajemen syi’ar dari sumber – sumber yang teoat dan terpercaya. Mengenali
objek dakwah dalam kegiatan syi’ar merupakan pintu yang harus di lewati pertama
kali. Sebab, objek kita adalah manusia yang didalam dirinya ada hati, akal dan
jasad. Oleh karenanya, kegiatan – kegiatan syi’ar yang akan di jalankan
seharusnya dapat mengakomodasi ketiga unsur ini. Misalnya, agar dapat menyentuh
hati dan akal maka pendekatan yang harusnya dilakukan adalah dengan cara
simpatik dan argumentatif. Selain itu, pendekatan melalui jasad dapat di
lakukan dengan aktivitas olahraga, atau permainan yang mengandung makna kekompakkan
tim, bagaimana seseorang dapat memahami makna “qiayadah wal jundiyah” serta
“sami’na wa atho’na” dalam struktur syi’ar maupun kegiatan dakwah lainnya
sangat penting untuk dipahamkan kepada objek dakwah maupun kepada si pendakwah.
Syi’ar tidak akan dapat dipisahkan
dari aktivitas dakwah baik dakwah di masyarakat secara umum, maupun dakwah
kampus yang berinteraksi langsung dengan masyarakat terdidik yang memiliki
ideologi beragam. Maka, Pujian Terhadap Allah mestinya tak pernah luput dari
lisan – lisan para penegak panji Islam. Semoga Allah senantiasa meridhai dan
menjaga hati – hati kita untuk senantiasa istiqamah berjuang di jalan Allah.
Semata – mata mengharap Ridha dan Kasih Sayang Allah SWT.
Refrensi
Al-Mubarakfuri,
Shafiyyurrahman, Sirah nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, 2014.
Al-Qur’anul
Qarim
Kamal,
mustafa, Risalah Manajemen Dakwah Kampus, Studi Pustaka, Depok, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar