Selasa, 10 Mei 2016

Essay Manajemen Syi'ar Dakwah Kampus By. Puji

TUGAS KE – 1 ESAI SYI’AR
TCD
NUSA TENGGARA BARAT



PUJIASTUTI SUGIANTO
(083129002054 WA)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) BAABUL HIKMAH
UNIVERSITAS MATARAM




Bismillahirrahmanirrahim.........
            Segala Puji Bagi Allah, pencipta langit dan bumi, pembuat gelap dan terang. Terhatur syalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Qiyadah kita, Teladan kita, Murobbi terbaik dan Nabi akhir zaman Muhammad SAW. yang memberi kabar gembira dan ancaman, yang memberi janji dan peringatan, yang dengan kehadiran beliaulah Allah menyelamatkan manusia dari kesesatan, yang menunjuki manusia ke jalan yang lurus, jalan Allah yang ada di langit dan dibumi, dan hanya kepada Allah-lah semua urusan akan kembali.
            Allah telah menganugrahkan syafaat dan derajat yang tinggi kepada Rasul-Nya, menunjuki manusia agar mencintai beliau dan melandasi kehendak untuk mengikuti beliau karena cinta kepada Allah. Firman-Nya.
“Katakanlah , “Jika kalian (benar – benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa – dosa kalian.” (Ali Imran : 31)
Hal ini termasuk penyebab yang mampu menggetarkan hati manusia untuk mencintai Rasulullah SAW. Untuk itu, kita perlu mencari sebab – sebab lain yang bis mempertautkan hati mereka dengan Rasulullah SAW.
            Semenjak fajar Islam, orang – orang muslim berlomba menampakkan kebaikan beliau, menyebarluaskan sirah beliau yang harum semerbak, baik perkataan, perbuatan, maupun akhlak beliau yang mulia. Tentang akhlak beliau ini, Sayyidah Aisyah, istri Nabi Rasulullah SAW., pernah berkata “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.” Sementara itu, Al-Qur’an adalah kitab Allah dan kalimat – kalimat-Nya yang sempurna. Maka siapa yang memiliki akhlak seperti akhlak beliau, dialah orang yang paling baik, paling sempurna dan paling layak menerima cinta semua hamba Allah.
Wajar saja bila cinta dan rindu senantiasa terpaut kepada Khalilullah, Kekasih Allah yang senantiasa di rindukan umatnya hingga akhir jaman. Perjalanan hidup Rasulullah, adalah lautan yang luas membentang, dengan kebeningan airnya yang kebiruan. Disana tersimpan pesona alami nan abadi. Tiada mata yang bosan memandang, tiada hati yang jemu menikmati. Tiada berhenti orang menyelami. Karena sosok beliau, adalah pesona sepanjang masa.
Hendaknya kita sebagai hamba Allah dan umatnya senantiasa meneladani dan menjalankan sunnah – sunnah yang telah beliau ajarkan, termasuk juga dakwah yang senantiasa beliau tebar sepanjang hayatnya dan akan selalu di teruskan oleh umatnya yang mencintai beliau hingga akhir jaman.
Dakwah adalah kegiatan menyeru manusia kejalan Allah (Illallah) hingga mereka mengingkari thagut secara sepenuhnya dan beriman kepada Allah dengan meninggalkan jalan kegelapan dan kejahiliyahan menuju cahaya kebenaran islam. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 193 : “ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) ketaatan itu semata – mata hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (dan memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang – orang yang dzalim”.
Namun, begitu hendaklah kita memahami bagaimana Rasulullah mengajarkan kita untuk berdakwah. Dakwah ibarat tulang rusuk dari sebuah kehidupan, jika ia dibiarkan bengkok maka ia akan tetap bengkok namun jika ia di luruskan dengan paksa maka bersiaplah tulang rusuk itu akan patah. Sebab, itu Rasulullah mengajarkan kita untuk menyampaikan dakwah dengan hikmah, dengan kelembutan dengan kata yang baik dan teladan yang baik pula. Rasulullah mengajarkan kita berdakwah dengan cinta dan hati, karena sesuatu yang diiringi dengan cinta akan berbalas pula dan sesuatu yang disampaikan dengan hati akan sampai ke hati pula.
Jika kaderisasi adalah ruh dakwah, maka syi’ar adalah jantung dari pergerakan dakwah. Dakwah tanpa berani mensyi’arkan kebaikan niscaya dakwah hanya akan menyentuh mereka yang menjadi aktivis di dalamnya. Terlebih jika kita bicara tentang dakwah kampus. Tak bisa di pungkiri, syi’ar adalah ujung tombak dakwah kampus. Syiar yang mengimplementasikan diri sebagai salah satu aktivitas yang bersentuhan langsung dengan manusia dan kemanusiaan. Terutama di kalangan mahasiswa, civitas akademika, maupun masyarakan kampus yang notabennya berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, manajemen diri dan menejemen dakwah hendaknya mampu di pahami terlebih dahulu sebelum bergerak mensyi’arkan kebaikan.
Dunia dakwah, merupakan satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan. Mengingatkan umat manusia untuk berbuat baik, menaati perintah Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan munkar lagi keji. Allah dan Rasulullah memerintahkan kita untuk tolong menolong dan saling menasihati dalam kebaikan. Oleh karenanya Da’i (sebutan untuk pendakwah) hendaknya memiliki wawasan yang luas dan memiliki pemahaman yang dalam tentang berbagai perangkat dakwah yang di butuhkan. Dakwah berorientasi kepada pembangunan dan perbaikan masyarakat. Sehingga sangat penting bagi seorang Da’i untuk memiliki wawasan yang luas agar mampu memberikan kontribusi nyata bagi tatanan masyarakat yang menjadi objek dakwah. 
Dakwah kampus tidak akan terlepat dari aktivitas mensyi’arkan kebaikan. Dimana syi’ar sendiri dapat diartikan sebagai suatu usaha atau proses penyampaian pesan-pesan tertentu melalui perkataan atau perbuatan yang berifat ajakan atau seruan dengan tujuan menyeru dan mendorong agar orang lain memenuhi ajakan atau seruan tersebut.
Tujuan syi’ar tidak lain semata – mata untuk menegakkan kalimat Allah di lingkungn kampus sehingga tidak ada lagi fitnah dan dien seluruhnya hanyalah bagi Allah. Selain itu, diharapkan terbentuknya masyarakat kampus bercirikan intelektual dan profesionalitas menuju kebangkitan islam.
Syi’ar yang merupakan pembuka pintu dakwah menuju tahapan pembinaan, dalam aplikasi di lapangan untuk mencapai tujuan maka harus dilakukan secara bertahap, baik secara umum yang meliputi Pelayanan –> penyadaran – –> pemahaman, maupun bagaimana cara kita mengcover Syi’ar Dari segi mensosialisasika kegiatan yang bertujuan mengsyi’arkan Islam dan mengenalkan masyarakat kampus terhadap islam secara keseluruhan (syumuliyatul Islam).
Dalam perjalanan mesyi’arkan dan menegakkan Islam mutlak dibutuhkan media – media pendukung agar syi’ar yang ingin di tebarkan dapat tersampaikan kepada objek dakwah. Media yang dapat digunakan sangat beragam baik itu media cetak, online, maupun dengan memanfaatkan alat – alat elektronik lainnya dapat pula dengan menggunakan mading sebagai salah satu media yang cukup mumpuni khususnya bagi masyarakat kampus. Selain itu, untuk melebarkan sayap dakwah dapat pula mensyi’arkan dengan cara mengadakan event – event yang dapat di ikuti tidak hanya bagi kalangan mahasiswa, tetapi juga dapat melibatkan siswa, maupun masyarakat umum. Akan tetapi, untuk dapat menarik minat objek dakwah hendaknya kita mensiasati konsep dakwah dengan mendesainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum dan tetap terarah dalam penyampaian syumuliytatul islam.
            Bagi sebuah lembaga dakwah kampus (LDK) kegiatan syi’ar yang dilakukan merupakan kegiatan yang membutuhkan tahapan – tahapan seperti kegiatan oraganisasi lainnya. Dengan demikian, penting bagi kegiatan ini untuk mengikuti sebuah alur mulai dari tahapan perencanaan (planning), pengorganisasian terencana baik dari sisi SDM pelaksanya, dana maupun waktu (organizing), pengelolaan implementasinya di lapangan (actuating), pengawasan (controlling), serta pengevaluasian seluruh tahapan yang sudah dilakukan terrsebut (evaluating).
            Planning yang dimaksud adalah cara kita menyampaikan syi’ar – syi’ar islam agar dapat tersalurkan secara tepat kepada masyarakat kampus sebagai objek dari dakwah kita. Kesulitan menentukan ide pokok dari kegiatan syi’ar selama ini dikarenakan penyelenggara kegiatan syi’ar masih miskin wacana, kurang membaca atau bahkan kurang perduli terhadap topik – topik yang akan di angkat atau bahkan karena belu memiliki struktur pemikiran yang solid tentang islam itu sendiri. Sebab, salah satu parameter yang menunjukan seberapa kuat struktur pemikiran seseorang tentang nilai – nilai yang dianut bisa dilihat dari sejauh mana kemampuan dirinya dalam membahasakan nilai – nilai tersebut. Semakin jelas pemahamannya terhadap ajaran – ajaran islam maka akan semakin sempurnalah cara yang diambil dalam membahasakan ajaran – ajaran tersebut.
Adapun tujuan utama dari menguasai kerangka pemikiran islam ini adalah bagaimana menjadikan diri kita memiliki cara pandang, metode, pola pikir, dan orientasi tentang hidup dan kehidupan ini sesuai dengn perintah Allah dan Rasulullah yang sebenar – benarnya. Setelah hal tersebut kita miliki maka menjadi tugas kitalah untuk menyebarkannya kepada orang lain, salah satunya melalui kegiatan syi’ar dikampus. Dengan kata lain, menjadikan diri dan orang lain sebagai hamba Allah semata dengan ber-ittiba’ kepada Rasulullah haruslah senantiasa menjadi nafas dari syi’ar islam kita.
            Dalam penyampaiannya, hendaklah prosfek waktu, tempat kemuadian objekmya menjadi pertimbangan tersendiri agar wacana yang akan disampaikan tepat sasaran. Untuk itu sangat penting, bagi LDK sebelum melakukan syi’ar untuk terlebih dahulu mempelajari manajemen dakwah dan manajemen syi’ar dari sumber – sumber yang teoat dan terpercaya. Mengenali objek dakwah dalam kegiatan syi’ar merupakan pintu yang harus di lewati pertama kali. Sebab, objek kita adalah manusia yang didalam dirinya ada hati, akal dan jasad. Oleh karenanya, kegiatan – kegiatan syi’ar yang akan di jalankan seharusnya dapat mengakomodasi ketiga unsur ini. Misalnya, agar dapat menyentuh hati dan akal maka pendekatan yang harusnya dilakukan adalah dengan cara simpatik dan argumentatif. Selain itu, pendekatan melalui jasad dapat di lakukan dengan aktivitas olahraga, atau permainan yang mengandung makna kekompakkan tim, bagaimana seseorang dapat memahami makna “qiayadah wal jundiyah” serta “sami’na wa atho’na” dalam struktur syi’ar maupun kegiatan dakwah lainnya sangat penting untuk dipahamkan kepada objek dakwah maupun kepada si pendakwah.
            Syi’ar tidak akan dapat dipisahkan dari aktivitas dakwah baik dakwah di masyarakat secara umum, maupun dakwah kampus yang berinteraksi langsung dengan masyarakat terdidik yang memiliki ideologi beragam. Maka, Pujian Terhadap Allah mestinya tak pernah luput dari lisan – lisan para penegak panji Islam. Semoga Allah senantiasa meridhai dan menjaga hati – hati kita untuk senantiasa istiqamah berjuang di jalan Allah. Semata – mata mengharap Ridha dan Kasih Sayang Allah SWT.



Refrensi
Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman, Sirah nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, 2014.
Al-Qur’anul Qarim
Kamal, mustafa, Risalah Manajemen Dakwah Kampus, Studi Pustaka, Depok, 2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar