biar saja hujan malam ini dan detik yang kian
menghimpitku, menepi pada sisa-sisa kehidupan yang entah kapan kan usai...
menjadi saksi atas rasa yang tengah bersarang dalam jiwaku,.. 20 tahun yang
lalu, seorang wanita yang sungguh luar biasa. mempertaruhkan separuh bahkan
seluruh jiwanya... hanya demi melahirkan seonggok daging yang bahkan tak ia
ketahui akan menjelma sebagai apa dan siapa,.. puluhan bahkan ribuar peluh
mengalir dari sekujur tubuhnya,.. menahan letih dan kesakitan yang meremukkan
seluruh tulang-tulangnya,.. sakit yang hingga detik ini akan selalu mengiringi
langkah beliau,. menjadi saksi atas ketulusan dan perjuangan seorang bunda,..
sakit itu terlunaskan saat teriakan tangis tubuh kecil yang tiada berdaya
menggema,.. dan sakitmu tak henti hingga detik itu,. engkau masih harus membagi
"darahmu" mengalir dalam setiap sendi-sendi kehidupanku,.. merawat
tubuh kecil yang telah dititipkan Tuhan dalam dekapan malaykat tanpa sayap,.. 2
tahun lamanya engkau membagi jiwamu untukku,... dengan sakit yang engkau simpan
sendiri,.. saat hujan dan angin tak bersahabat,.. menggerakan gubuk reot
kita,... engkau menjadi sabahat paling setia bahkan engkau rela membagi hangat
pelukmu,.. sehelai selimut lusuh tak membuat tubuh mungil itu hangat,.. namun
dekapanmu,.. dekapanmu bunda yang menghangatkan jiwa dan tubuh ini,.. aku tak
ingat semua itu,.. namun jiwaku masih kan selalu hadir dan membuatku mengerti
pengorbananmu,.. tak hanya itu,.. saat semua orang menolak kehadiran kita,..
saat seseorang yang layaknya menjadi pengganti dari orangtua bunda justru
memusuhimu,.. bahkan membenci kita hanya karena hidayah yang belum
menyentuhnya,.. bahkan hingga waktu tak lagi ada untuknya,... tak lantas
membuatmu menyerah dan mengalah pada kedzaliman yang nyata,.. dan hingga detik
ini,.. hingga jemariku hanya mampu merangkai huruf demi huruf kata demi kata,.
merajut kalimat menjadi bait dan paragraf,.. jemari ku masih dengan lugasnya
menari diatas keyboard tua ini,.. anakmu ini tiada mampu memberi setitik
bahagia untuk jiwamu,.. aku hanya menjadi gulma dan benalu yang hanya mampu
mengharap sang inang membagi kehidupan untuk jiwa kecilnya,.. aku tahu dan
sangat tahu,.. Allah menitipkan ku pada sosok yang teramat luar biasa,.. engkau
marah saat aku salah,.. namun ego anak kerdil ini masih terlalu tinggi untuk
mengerti,.. setelah sekian banyak pengorbanan yang engkau curahkan,.. setelah
sekian juta tetes airmata yang terjatuh demi anakmu ini,.. namun aku masih tak
hentinya menoreh perih dan luka di atas sekeping jiwa yang kian hari kian
menua,... bunda engkau adalah tongkat bagiku,... tongkat yang akan menuntunku
hingga aku mampu mendaki gunung kehidupan agar aku mampu mencapai puncak
harapan dan menggapai kasih ILLAHI,.. jangan pernah rapuh duhai asaku,.. jangan
pernah berhenti mencurahkan kasihmu untuk jiwa kecil yang selalu rindu belai
malaykatnya,... bunda mungkin tak mengenal sebuah kata,... namun bunda
mengenalkanku arti sebuah kehidupan,.. bunda tak mengerti bagaimana sebuah
teori bilangan merangkai angka menjadi sebuah fungsi atau relasi,.. namun bunda
sukses mengajariku agar dapat menghitung setiap detik kehidupan yang harus ku
curahkan hanya untuk pemilik jiwa,..
67 tahun yang lalu, engkau terlahir di bumi
ini,.. menjadi bagian dari sebuah "permata" yang nampaknya berharga
dan bgitu mewah,.. namun tak seberharga itu jika di bandingkan dengan hidayah
yang telah Allah beri padamu,.. engkau yang berada pada puncak, tiba-tiba
terhempas jatuh dalam lembah yang dihinakan oleh keluarga bahkan orang tuamu,..
namun aku yakin saat itu Allah tengah mengangkatmu dalam puncak yang jauh lebih
mulia dari kemuliaan yang ditawarkan oleh mereka,.. Allah menggantikan keluarga
yang mencampakanmu,.. dengan jutaan saudara dan orangtua yang lebih
menghargaimu,.. yang lebih mengerti akan kehampaan jiwamu,.. dari sosok yang
begitu luar biasa untuk ku,... Allah memberi kesempatan aku hadir di atas
Bumi-NYA,.. menjadi bagian skenario kehidupan seorang pria yang begitu
sempurna,.. ayah yang penuh dengan perjuangan dan kerja keras,.. yang tak jarang
membuat jiwa kami putri-putri dan putra kecilnya ketakutan,.. membuat kami
terpaksa mengiyakan titahnya,.. seorang ayah yang tak mengenal dinginnya
hujan,.. sakitnya wajah yang tertimpa tombak langit di jalan berdebu,.. seorang
ayah yang dengan tegar mencari rupiah demi keluarganya,.. seorang ayah yang
terbakar tubuhnya dengan terik matahari yang terkadangtak memberi kasih
padanya,... ya karna matahari bukan pemberi kasih,.. tubuh tuanya yang tampak
kian lusuh dan rapuh,.. semakin kurus dan begitu letih terpanggang dibawah
panasnya mentari hanya demi menuntun kami menuju masa depan yang lebih
berarti,.. ayah yang tak sekedar melewati siang dan malamnya untuk memikirkan
anak-anak dan keluarganya,.. ayah yang bahkan mengacuhkan sakit yang
dirasanya,.. aku tahu dan amat tahu sakit yang ia rasa,.. sakit yang kian
menggerogoti jiwa tuanya,.. ya Allah angkatlah segala penyakit dari kedua orang
tua hamba,.. dan jadikanlah sakitnya sebagai penggugur dosa-dosanya dimasa
lampau dan disetiap salah dan khilafnya,.. aamiin,...
ayah yang relah membanting tulang,.. bahakan ayah
selalu berkata "bapak rela bapak ikhlas menjadi debu, supaya anak-anak
bapak jadi orang. gak dipandang sebelah mata sama orang lain,..." hati ini
hancur tiap kali mendengar ucapannya, ungkapan jiwa yang terasingkan dari
keluarga,.. namun di sisi lain aku bersyukur karena Allah tidak mengasingkan
ayah dan kami dari kasih dan sayang-NYA... ayah setiap perjuanganmu,
pengorbananmu yang tak peduli entah itu hujan ataupun panas, entah pagi ataupun
malam,.. engkau selalu mengutamakan segala urusanku,.. engkau selalu meluangkan
waktu untuk putri kecilmu ini,.. aku sadar kasih sayangmu takkan lekang oleh
masa,.. namun aku tak tahu apakah akupun akan mampu memberi yang sama,.. tidak
ayah, tidak bunda,.. aku takkan pernah mampu memberi apa yang telah engkau beri
untukku,.. bahkan jika aku harus mati untukmu,... itu belum cukup,.. dan takkan
pernah cukup,.. bahkan sekarang pun aku masih terlampau sering mendebatmu,..
menorehkan luka di hatimu,.. maafkan aku ibu,.. maafkan aku ayah,... mamak dan
bapak adalah pelita buatku, tongkat kehidupan untukku,.. pintu yang kan
membukakan punti kesuksesan lainnya,.. kalian adalah malaykat yang dikirimkan
Allah untuk menuntun ku agar dapat kembali pada asalku,.. kalian adalah kaki
yang membuatku sanggup melangkah,.. kalian adalah mata yang membuatku mampu
melihat keindahan dan kebesaran Allah,.. kalian adalah lisan yang membuatku
sanggup bertasbih memuji keagungan-NYA,.. kalian adalah kehidupan bagi ku,..
kehidupan yang dengannya Allah menakdirkanku mampu menjadi seperti saat ini,..
dan kalian adalah kekuatan untukku tetap mampu melangkah,.. mamak dan bapak
adalah malaykat tanpa sayap yang dikirimkan Allah untukku,.. malaykat yang tak
memiliki sayap namun sanggup membuatku terbang hingga ujung dunia,.... AKU
SAYANG MAMAK, AKU SAYANG BAPAK,... SEMOGA TAKKAN ADA KECEWA DAN LUKA YANG KU
TOREHKAN UNTUKMU,.. SALAM CINTA, DARI ANAKMU,... :'*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar