Minggu, 07 Desember 2014

mother and father is a source of strength for me



biar saja hujan malam ini dan detik yang kian menghimpitku, menepi pada sisa-sisa kehidupan yang entah kapan kan usai... menjadi saksi atas rasa yang tengah bersarang dalam jiwaku,.. 20 tahun yang lalu, seorang wanita yang sungguh luar biasa. mempertaruhkan separuh bahkan seluruh jiwanya... hanya demi melahirkan seonggok daging yang bahkan tak ia ketahui akan menjelma sebagai apa dan siapa,.. puluhan bahkan ribuar peluh mengalir dari sekujur tubuhnya,.. menahan letih dan kesakitan yang meremukkan seluruh tulang-tulangnya,.. sakit yang hingga detik ini akan selalu mengiringi langkah beliau,. menjadi saksi atas ketulusan dan perjuangan seorang bunda,.. sakit itu terlunaskan saat teriakan tangis tubuh kecil yang tiada berdaya menggema,.. dan sakitmu tak henti hingga detik itu,. engkau masih harus membagi "darahmu" mengalir dalam setiap sendi-sendi kehidupanku,.. merawat tubuh kecil yang telah dititipkan Tuhan dalam dekapan malaykat tanpa sayap,.. 2 tahun lamanya engkau membagi jiwamu untukku,... dengan sakit yang engkau simpan sendiri,.. saat hujan dan angin tak bersahabat,.. menggerakan gubuk reot kita,... engkau menjadi sabahat paling setia bahkan engkau rela membagi hangat pelukmu,.. sehelai selimut lusuh tak membuat tubuh mungil itu hangat,.. namun dekapanmu,.. dekapanmu bunda yang menghangatkan jiwa dan tubuh ini,.. aku tak ingat semua itu,.. namun jiwaku masih kan selalu hadir dan membuatku mengerti pengorbananmu,.. tak hanya itu,.. saat semua orang menolak kehadiran kita,.. saat seseorang yang layaknya menjadi pengganti dari orangtua bunda justru memusuhimu,.. bahkan membenci kita hanya karena hidayah yang belum menyentuhnya,.. bahkan hingga waktu tak lagi ada untuknya,... tak lantas membuatmu menyerah dan mengalah pada kedzaliman yang nyata,.. dan hingga detik ini,.. hingga jemariku hanya mampu merangkai huruf demi huruf kata demi kata,. merajut kalimat menjadi bait dan paragraf,.. jemari ku masih dengan lugasnya menari diatas keyboard tua ini,.. anakmu ini tiada mampu memberi setitik bahagia untuk jiwamu,.. aku hanya menjadi gulma dan benalu yang hanya mampu mengharap sang inang membagi kehidupan untuk jiwa kecilnya,.. aku tahu dan sangat tahu,.. Allah menitipkan ku pada sosok yang teramat luar biasa,.. engkau marah saat aku salah,.. namun ego anak kerdil ini masih terlalu tinggi untuk mengerti,.. setelah sekian banyak pengorbanan yang engkau curahkan,.. setelah sekian juta tetes airmata yang terjatuh demi anakmu ini,.. namun aku masih tak hentinya menoreh perih dan luka di atas sekeping jiwa yang kian hari kian menua,... bunda engkau adalah tongkat bagiku,... tongkat yang akan menuntunku hingga aku mampu mendaki gunung kehidupan agar aku mampu mencapai puncak harapan dan menggapai kasih ILLAHI,.. jangan pernah rapuh duhai asaku,.. jangan pernah berhenti mencurahkan kasihmu untuk jiwa kecil yang selalu rindu belai malaykatnya,... bunda mungkin tak mengenal sebuah kata,... namun bunda mengenalkanku arti sebuah kehidupan,.. bunda tak mengerti bagaimana sebuah teori bilangan merangkai angka menjadi sebuah fungsi atau relasi,.. namun bunda sukses mengajariku agar dapat menghitung setiap detik kehidupan yang harus ku curahkan hanya untuk pemilik jiwa,..
67 tahun yang lalu, engkau terlahir di bumi ini,.. menjadi bagian dari sebuah "permata" yang nampaknya berharga dan bgitu mewah,.. namun tak seberharga itu jika di bandingkan dengan hidayah yang  telah Allah beri padamu,.. engkau yang berada pada puncak, tiba-tiba terhempas jatuh dalam lembah yang dihinakan oleh keluarga bahkan orang tuamu,.. namun aku yakin saat itu Allah tengah mengangkatmu dalam puncak yang jauh lebih mulia dari kemuliaan yang ditawarkan oleh mereka,.. Allah menggantikan keluarga yang mencampakanmu,.. dengan jutaan saudara dan orangtua yang lebih menghargaimu,.. yang lebih mengerti akan kehampaan jiwamu,.. dari sosok yang begitu luar biasa untuk ku,... Allah memberi kesempatan aku hadir di atas Bumi-NYA,.. menjadi bagian skenario kehidupan seorang pria yang begitu sempurna,.. ayah yang penuh dengan perjuangan dan kerja keras,.. yang tak jarang membuat jiwa kami putri-putri dan putra kecilnya ketakutan,.. membuat kami terpaksa mengiyakan titahnya,.. seorang ayah yang tak mengenal dinginnya hujan,.. sakitnya wajah yang tertimpa tombak langit di jalan berdebu,.. seorang ayah yang dengan tegar mencari rupiah demi keluarganya,.. seorang ayah yang terbakar tubuhnya dengan terik matahari yang terkadangtak memberi kasih padanya,... ya karna matahari bukan pemberi kasih,.. tubuh tuanya yang tampak kian lusuh dan rapuh,.. semakin kurus dan begitu letih terpanggang dibawah panasnya mentari hanya demi menuntun kami menuju masa depan yang lebih berarti,.. ayah yang tak sekedar melewati siang dan malamnya untuk memikirkan anak-anak dan keluarganya,.. ayah yang bahkan mengacuhkan sakit yang dirasanya,.. aku tahu dan amat tahu sakit yang ia rasa,.. sakit yang kian menggerogoti jiwa tuanya,.. ya Allah angkatlah segala penyakit dari kedua orang tua hamba,.. dan jadikanlah sakitnya sebagai penggugur dosa-dosanya dimasa lampau dan disetiap salah dan khilafnya,.. aamiin,...
ayah yang relah membanting tulang,.. bahakan ayah selalu berkata "bapak rela bapak ikhlas menjadi debu, supaya anak-anak bapak jadi orang. gak dipandang sebelah mata sama orang lain,..." hati ini hancur tiap kali mendengar ucapannya, ungkapan jiwa yang terasingkan dari keluarga,.. namun di sisi lain aku bersyukur karena Allah tidak mengasingkan ayah dan kami dari kasih dan sayang-NYA... ayah setiap perjuanganmu, pengorbananmu yang tak peduli entah itu hujan ataupun panas, entah pagi ataupun malam,.. engkau selalu mengutamakan segala urusanku,.. engkau selalu meluangkan waktu untuk putri kecilmu ini,.. aku sadar kasih sayangmu takkan lekang oleh masa,.. namun aku tak tahu apakah akupun akan mampu memberi yang sama,.. tidak ayah, tidak bunda,.. aku takkan pernah mampu memberi apa yang telah engkau beri untukku,.. bahkan jika aku harus mati untukmu,... itu belum cukup,.. dan takkan pernah cukup,.. bahkan sekarang pun aku masih terlampau sering mendebatmu,.. menorehkan luka di hatimu,.. maafkan aku ibu,.. maafkan aku ayah,... mamak dan bapak adalah pelita buatku, tongkat kehidupan untukku,.. pintu yang kan membukakan punti kesuksesan lainnya,.. kalian adalah malaykat yang dikirimkan Allah untuk menuntun ku agar dapat kembali pada asalku,.. kalian adalah kaki yang membuatku sanggup melangkah,.. kalian adalah mata yang membuatku mampu melihat keindahan dan kebesaran Allah,.. kalian adalah lisan yang membuatku sanggup bertasbih memuji keagungan-NYA,.. kalian adalah kehidupan bagi ku,.. kehidupan yang dengannya Allah menakdirkanku mampu menjadi seperti saat ini,.. dan kalian adalah kekuatan untukku tetap mampu melangkah,.. mamak dan bapak adalah malaykat tanpa sayap yang dikirimkan Allah untukku,.. malaykat yang tak memiliki sayap namun sanggup membuatku terbang hingga ujung dunia,.... AKU SAYANG MAMAK, AKU SAYANG BAPAK,... SEMOGA TAKKAN ADA KECEWA DAN LUKA YANG KU TOREHKAN UNTUKMU,.. SALAM CINTA, DARI ANAKMU,... :'*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar